Minggu, 04 Februari 2018

Suami Jauh, Mengurus Anak sendiri, dan sifat emosional akhirnya timbul

Okay! Tarik nafas sedalam mungkiiiiiinnnnnnn, hembuskaaannnn...

Kenapa semenjak jd emak2 beranak satu saya jadi emosian, pemarah, dan sering ga bisa ngontrol suara. Terutama ketika anak sudah usia 2+, wiihhhh dikit2 teriak, sedikit2 nada tinggi.
Bawaan capek? Rasanya tidak terlalu capek.
Bawaan PMS? Masa iya tiap hari.
Bawaan apa doonkkk???

Saya berusaha merenungi, memikirkan, mengkaji sedalam mungkin untuk menemukan bibit dari sifat pemarah saya yang kian hari kian menjadi.
Saya tahu itu salah, tidak baik, dan berulang kali saya sadar kemudian berusaha memperbaiki tetapi tidak lama kemudian terulang lagi pola yang sama, MARAH-MARAH.

Satu poin penting yang saya temukan dan memang sepertinya bibit dan akar permasalahan emosi saya berawal adalah dari sini, SUAMI JAUH dan SAYA (merasa) MENGURUS ANAK SEORANG DIRI.

Saya mencoba membedakan keadaan ketika saya sedang bersama suami (liburan) dan ketika saya sudah kembali beraktivitas sebagai single mom yang bekerja sekaligus mengurus anak.
It's definitely DIFFERENT!
Bahagia itu dari hati, bahagia yang dirasakan sangat lengkap, dan kebahagian itulah yang menjauhkan saya dari sikap emosian tersebut.

Tapiii......
Sekarang alhamdulillah sedikit demi sedikit saya mulai belajar mengontrol emosi, belajar melalui pengalaman dan media visual yang pernah saya baca. Ditambah lagi suami selalu pengertian, perhatian, dan selalu membimbing walaupun posisinya sedang jauh.
Keadaan, situasi, dan kondisi yang mengharuskan begini akan membuat pribadi yang lebih kuat dan sabar lagi.
Intinya sih Lillaah,, semua karena Allah,, niatkan ibadah di setiap kegiatan membesarkan anak..

Semangat jadi Ibu yg lebih baik lagi...
Baik dalam segala hal..
Ga boleh marah2 lagiii..
Heheee.